Di tengah arus perkembangan zaman yang begitu pesat, membuat kompetisipun semakin ketat dan dinamis, sehingga menuntut setiap manusia yang cerdas harus pandai dan lincah mengikuti setiap perkembangan zaman yang ada. Sekedar pandai ternyata tidaklah cukup, tetapi kita harus bisa sekreatif mungkin dalam merespon setiap perkembangan zaman tersebut, sehingga dapat bersaing dalam derasnya arus kompetisi global.
Manusia kreatif dengan segenap kepandaiannya tersebut selalu berpikir berbeda, diluar kebiasaan berpikir manusia lainnya, dalam arti lain ia selalu berpikir yang luar biasa dengan segenap ide cemerlangnya, sehingga membuat banyak orang terkagum-kagum, terpesona dan sentak berkata dalam hati “kenapa aku tak terfikir seperti itu”.
Berpikir kreatif yaitu menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain atau setidaknya berpikir dan menciptakan sesuatu yang kemudian menjadi pembeda dengan hasil ciptaan orang lain yang sebelumnya telah ada. Tentunya sesuatu yang berbeda tersebut haruslah menjadi sesuatu yang kemudian membuatnya menjadi sangat luar biasa. Hal itulah yang dilakukan oleh orang-orang kreatif, seperti kripik singkong diolah menjadi “Q-tela atau Tela-tela”, pembuatan selai pisang bahkan keripik pelepah pisangpun menjadi bermanfaat dan berdaya nilai tinggi.
Sama halnya dalam berdakwah, berpikir kreatif juga dibutuhkan dalam rangka efektifitas dan efisiensi dalam gerakan dakwah itu sendiri, tidak hanya dalam hal penemuan baru yang hasilnya berbentuk produk semata. Terkadang dalam berdakwah juga butuh kreatifitas dalam merancang metode berdakwah sehingga mudah diterima dan dicerna oleh banyak kalangan sebagai obyek dakwah. Demikian juga dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), sebagai gerakan dakwah dikalangan pelajar, juga selalu berpikir kreatif dalam menentukan metode dakwahnya sehingga tidak terkesan kaku dan kuno, serta mudah diterima dikalangan basis massa IPM, yaitu pelajar pada umumnya. Dimana para pelajar saat ini hidup di tengah gencarnya arus globalisasi dengan segala bentuk kemajuan zaman yang ada, persaingan yang kompetitif dan pemanfaatan teknologi maupun informasi yang serba canggih, menuntut mereka untuk dapat bersaing di zamannya dan selektif dalam melakukan sebuah pilihan hidup mereka sebagai seorang pelajar.
Hal itu dilakukan oleh IPM dalam setiap pengambilan keputusannya disetiap forum muktamar hingga saat ini. Sehingga gerakan dakwah IPM dalam rangka melakukan penyadaran, pemberdayaan dan pembelaan yang kemudian dikenal sebagai trilogi konsep gerakan Kritis-Transpormatif, tak lagi terkesan kaku dan kusam ditengah arus perkembangan zaman yang ada. Itulah yang di deklarasikan oleh IPM pada Muktamar XIV di Bandar Lampung tahun 2004, yaitu Gerakan Kritis-Transformatif sebagai wujud dari kesadaran dan kepeduliannya terhadap persoalan sosial yang ada, dalam rangka melakukan sebuah perubahan. Terlepas dari adanya pro maupun kontra terhadap sebuah gerakan yang telah di deklarasikan tersebut, maupun bagaimana implementasi gerakan yang mungkin dirasakan belum berjalan secara maksimal hingga saat ini. Setidaknya, IRM melalui proses dealektika yang panjang, telah berhasil merumuskan sebuah landasan gerakan yang cukup sistematis, yaitu Gerakan Kritis-Transformatif. Inilah sebuah ikhtiar ataupun usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh IRM untuk melakukan sebuah perubahan yang lebih baik bagi pelajar.
Begitupun yang dilakukan oleh IPM sekarang, pada Muktamar XVII di Yogyakarta kemarin, IPM kembali melakukan proses dialektika yang panjang tersebut. Melalui diskusi kritis, evaluasi, maupun analisis terhadap segala persoalan dan tantangan dakwah pelajar masa kini, yang akhirnya kembali mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Pelajar Kreatif. Sebuah gerakan yang diharapkan dapat menjawab persoalan maupun tantangan dakwah pelajar yang ada dengan segala kreatifitas yang dimiliki dalam rangka berdakwah. Tanpa menafikkan Gerakan Kritis-Transpormatif yang sebelumnya dikumandangkan dan tidak menganggap bahwa gerakan tersebut tak lagi relevan terhadap persoalan pelajar masa kini.
Melalui keputusan Muktamar IPM XVII di Yogyakarta kemarin, dengan Gerakan Pelajar Kreatif yang telah di deklarasikan guna mewujudkan “Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Maka IPM periode 2010-2012, melalui melalui forum Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) pada tanggal 10-12 Agustus 2010 di Cipanas, merumuskan Visi IPM 2010-2012, yaitu “Menjadikan IPM Sebagai Rumah Kreatif Pelajar Indonesia”. Semoga dengan keputusan Muktamar yang telah ada dan dengan visi IPM 2010-2012 tersebut, dapat mempermudah IPM mewujudkan tujuannya disuatu saat nanti, amien.
Marjuansyah
Ketua Bidang PIP PP IPM (0813 2888 4540)
Jl. KHA. Dahlan, No.103 Yogyakarta 55262
assalamu'alaikum..
BalasHapusmaaf kak..ini saya mutia dari staff PIP PR IPM Mu'allimaat..
apakah saya boleh tau job descriptionnya PP..terutama di bidang PIP??
thank's...
wassalam..